Achmad
Sudjipto, lahir pada tahun 1930 di Purbalingga sebuah daerah di Jawa Tengah dan
memulai hidup di Yogyakarta pada tahun 1952. Beristrikan seorang wanita cantik
bernama sri rahayu yang juga berasal dari purbalingga. Kini Achmad Sudjipto
telah di karuniani 7 anak dan ditambah keramaian 15 cucu-cucunya. Anak
dari Ibu Siti Katimah dan Suhardi
Sudiarjo. Pada masa penajajahan
ibunyalah yang sudah membantu mengasuhi para jenderal pada saat peperangannya
dan ayahnya berprofesi menjadi guru Sekolah Dasar (Eurospeesch Lagere School).
Dalam riwayat
pendidikannya Achmad Sudjipto menempuh pendidikan pertama Sekolah Dasar
(Eurospeesch Lagere School) masa belanda. Di lanjutkan Sekolah Menengah Pertama
yang pada saat itu berkawasan di selatan Gadjah Mada (Pogung). Sekaligus Sekolah
Menengah Atas di Yogyakarta. Setalah menyelesaikan pendidikan tiga tingkat
tersebut Achmad Sudjipto melanjutkan ke
PTAIN Yogyakarta (sekarang UIN SUNAN KALIJAGA) dengan alasan ingin medalami
agama. Di awal masuk PTAIN dosen-dosen berasal dari guru besar Turki, Mesir dan jumlah mahasiswa pada saat itu masih
terbilang kurang lebih 20 mahasiswa. Selama menyeleasikan pendidikannya, Achmad
Sudjipto mengikuti organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), untuk mendukung
peran sertanya sebagai pelaku sejarah kemerdekaan Indonesia dalam mengahadapi
berbagai Negara yang menjajah Indonesia.
Pada tahun 1970-1980-an beliau
menjabat sebagai Dekan Fakultas Tarbiyah di PTAIN (UIN SUNAN KALIJAGA), Kepala
Pengabdian dan Dakwah , serta sebagai
Dekan Fakultas Tarbiyah di UII.
Berkat kemandiriannya berwirausaha
sejak kecil serta membiasakan untuk melaksanakan puasa 4 hari dalam seminggu,
Achmad Sudjipto berhasil membangun toko bersama sang istri. Saat ini took
tersebut di kelola oleh anaknya.
Achmad Sudjipto adalah salah satu
orang yang pernah menyaksikan bahkan juga mengalami sejarah kemerdekaan bangsa
ini. Mengingat pengalaman pada masa kolonialisme beliau berpesan bahwa tugas
kali yang di emban untuk para pemuda-pemuda saat ini adalah mengisi kemerdekaan.
Pengalaman itu sangat berharga dari 1 pengalaman bisa mengalahkan 100 teori.
0 komentar:
Posting Komentar