Senin, 07 Maret 2016



Achmad Sudjipto, lahir pada tahun 1930 di Purbalingga sebuah daerah di Jawa Tengah dan memulai hidup di Yogyakarta pada tahun 1952. Beristrikan seorang wanita cantik bernama sri rahayu yang juga berasal dari purbalingga. Kini Achmad Sudjipto telah di karuniani 7 anak dan ditambah keramaian 15 cucu-cucunya. Anak dari  Ibu Siti Katimah dan Suhardi Sudiarjo.  Pada masa penajajahan ibunyalah yang sudah membantu mengasuhi para jenderal pada saat peperangannya dan ayahnya berprofesi menjadi guru Sekolah Dasar (Eurospeesch Lagere School).
Dalam riwayat pendidikannya Achmad Sudjipto menempuh pendidikan pertama Sekolah Dasar (Eurospeesch Lagere School) masa belanda. Di lanjutkan Sekolah Menengah Pertama yang pada saat itu berkawasan di selatan Gadjah Mada (Pogung). Sekaligus Sekolah Menengah Atas di Yogyakarta. Setalah menyelesaikan pendidikan tiga tingkat tersebut Achmad Sudjipto  melanjutkan ke PTAIN Yogyakarta (sekarang UIN SUNAN KALIJAGA) dengan alasan ingin medalami agama. Di awal masuk PTAIN dosen-dosen berasal dari guru besar Turki, Mesir  dan jumlah mahasiswa pada saat itu masih terbilang kurang lebih 20 mahasiswa. Selama menyeleasikan pendidikannya, Achmad Sudjipto mengikuti organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), untuk mendukung peran sertanya sebagai pelaku sejarah kemerdekaan Indonesia dalam mengahadapi berbagai Negara yang menjajah Indonesia.
Pada tahun 1970-1980-an beliau menjabat sebagai Dekan Fakultas Tarbiyah di PTAIN (UIN SUNAN KALIJAGA), Kepala Pengabdian dan Dakwah , serta sebagai  Dekan Fakultas Tarbiyah di  UII.
Berkat kemandiriannya berwirausaha sejak kecil serta membiasakan untuk melaksanakan puasa 4 hari dalam seminggu, Achmad Sudjipto berhasil membangun toko bersama sang istri. Saat ini took tersebut di kelola oleh anaknya.
Achmad Sudjipto adalah salah satu orang yang pernah menyaksikan bahkan juga mengalami sejarah kemerdekaan bangsa ini. Mengingat pengalaman pada masa kolonialisme beliau berpesan bahwa tugas kali yang di emban untuk para pemuda-pemuda saat ini adalah mengisi kemerdekaan. Pengalaman itu sangat berharga dari 1 pengalaman bisa mengalahkan 100 teori.


0 komentar:

Posting Komentar