Tim adhock yang telah
dibentuk seminggu sebelum Ujian Akhir Semester genap 2014/2015 merupakan tim
yang ditunjuk guna menggantikan kekosongan pemerintahan DEMA dan SEMA lingkup
Universitas karna masa jabatannya sudah habis. Tim adhock berjumlah 19 orang
yang terdiri dari 8 mahasiswa dan 11 dosen dengan fungsi pokoknya sebagai tim
yang membentuk panitia pemilwa. Namun, dalam perjalanannya tugas tim adhock
ditambah sebagai tim yang turut membentuk panitia Orientasi Pengenalan Akademik
dan Kemahasiswaan (OPAK) bagi mahasiswa baru UIN sunan kalijaga. Hal ini
disebabkan kondisi saat itu bertepatan dengan rangkaian kegiatan pengenalan
akademik kampus mahasiswa baru.
Awalnya Pemilwa direncanakan
minggu kedua setelah di bentuk tim adhock pada tanggal 8 september 2015. Namun,
rencana itu tidak berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Ridwan sebagai
salah satu anggota tim adhock mengungkapkan,”Pelaksanaan pemilwa di tunda karna
dari tim adhock sendiri tidak mendapat kejelasan dari atasan (red; Wakil Rektor
Bidang Kemahasiswaan) terkait dengan masalah info atau lebih jelasnya tidak di
beri surat untuk kalanjutan info sehingga berhenti begitu saja”.
Dalam dinamikanya, ada
wacana bahwa sistem pemilwa ke depan berbeda dengan sistem Pemilwa sebelumnya.
Ridwan menuturkan,“Sistem pemilwa ke depan kemungkinan tidak memakai partai
tetapi di ambil dari Himpunan mahasiswa jurusan (HMJ) / Badan eksekutif
mahasiswa (BEM) kemudian meminta surat rekomendasi dari prodi untuk HMJ/BEM
sebelum menjadi kandidat. Sedangkan menurut aziz salah satu tim adhock yang
lain mengungkapkan, ”Sistem pemilwa berbeda dengan tahun sebelumnya karena
untuk ke depan memakai sistem parlementer yaitu di bentuk senat lalu dilantik
kemudian pemilihan PRESMA dan kandidat Pemilwa di ambil dari partai”.
Komentar kedua tim
adhock tersebut menunjukkan perbedaan pendapat mengenai konsep pelaksanaan
Pemilwa. Ridwan menuturkan, “Kendala yang dirasakan karena tim adhock terjebak pada masalah OPAK, jadi
konsep Pemilwa tidak terlaksana secara matang”. Di sisi lain, aziz juga
mempertanyakan mengenai ketidaktransparan
dalam pemilihan adhock karena banyak
dari perwakilan partai seperti GMNI, KMPD dan organisai kecil lain yang tidak
dimasukkan.
Terlepas dari itu
semua, mahasiswa semakin galau mengenai waktu dan bagaimana pelaksanaan Pemilwa
mendatang. Mahasiswa menunggu kejelasan waktu dan pelaksanaan Perihal Pemilwa
yang akan dilaksanakan.
Partai kuning=partai perusak demokrasi
BalasHapus