Minggu, 28 Februari 2016

Ketika kita menginjakkan kaki di dunia perkuliahan pasti kita tidak bisa lepas dari yang namanya dunia organisasi karna bagi sebagian mahasiswa menganggap bahwa organsasi merupakan salah satu bagian yang vital di mana sekelompok orang berproses dalam pencarian jati diri. Agak kaku sekali ketika mahasiswa merasa takut untuk mengikuti organisasi hanya karna mindset bodoh yang berkembang selama ini seperti alasan klasik akan mengganggu akademisinya padahal ketika kita telaah lebih mendalam mengenai realitas yang ada bahwa survey menunjukkan pengalaman banyak lebih banyak di dapat di luar ketimbang di dalam kuliah karna mahasiswa bukan anak TK yang selalu di suapi oleh materi dosen. Mahasiswa adalah mereka yang berani berdiri dengan pendapat mereka sendiri, tidak takut salah dan mampu menjadi diri sendiri di manapun. Mahasiswa sebagai calon generasi bangsa di tuntut untuk bersifat kritis terhadap masalah sosial maupun masalah kemasyarakatan, maka dari itu mahasiswa jika hanya berkutat pada dunia kampus saja tanpa mengenal dunia luar (organisasi) ibarat berusaha tanp berdo’a.
            Di setiap bangku perkuliahan pastinya memiliki organisasi ekstra kampus baik itu HMI,IMM,KAMMI dsb, begitu juga dengan UIN Sunan Kalijaga yang terkenal dengan kampus perlawanan karena mahasiswanya yang gak hanya aktif di akademik nya saja tetapi juga ditempa dan dikader di berbagai organisasi baik itu intra maupun ekstra. Tidak hanya dikenal sebagai kampus perlawanan, UIN Sunan Kalijaga juga dikenal sebagai kampus demokratis karena setiap organisasi diberi kebebasan seluas-luasnya dalam merekrut anggota baru demi eksistensi organisasi tersebut. Ketika perbincangan tertuju mengenai mahasiswa baru dengan open recruitmen organisasi maka terdapat sebuah dinamika dari masing masing organisasi menyangkut open recruitment sendiri seperti yang di katakan oleh salah satu mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Fakultas Sains dan Teknologi “Irfan Fahruddin” selaku ketua panitia kegiatan organisasi salah satu kampus (PMII) menuturkan bahwa pandangannya mengenai pembukaan recruitment merupakan salah satu cara untuk membuka bakat para mahasiswa baru sehingga mampu tersalurkan, namun mereka juga membahas mengenai kendala eksternal bahwa salah satu pihak ada yang di rugikan karna ketika mereka membuka open recruitment mereka di suruh pindah oleh satpam karna mengganggu lalu lintas, padahal pada kenyataannya tidak mengganggu lalu lintas UIN, di sini pihak mereka sangat merasa terjadi diskriminasi sekali dan kesalahpahaman sehingga memunculkan di benak mereka pertanyaan apakah ketika stand di pindah seperti itu fakultas mendukung atau tidak! Kendatipun demikian, ada kendala lain dalam pembukaan stand tersebut di internalnya juga seperti jadwal jaga stand yang tidak semua sama, siasat yang di tawarkan adalah tidak membuka stand di waktu antara sholat dzuhur dan ashar.
            Adapun pandangan lain mengenai open recruitment juga di katakan oleh salah satu Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga dalam organ ekstra (HMI MPO) “Ahmad Hasanuddin” Mahasiswa jurusan Aqidah Filsafat menuturkan bahwa ada positive dan negative. Hal positive nya adanya stand tdk mengganggu mahasiswa karna di dalamnya terdapat sebuah proses, UIN merupakan salah satu kampus demokratis sehingga organisasi bebas mengibarkan benderanya , adanya monopoli pada organisasi maka adanya open recruitment memberi ruang gerak yang transparan dan tidak terkesan di tutup tutupi. Adapun hal negative nya adalah, adanya persaingan di dalamnya dan barang tidak mungkin setiap organisasi memiliki strategi yang acap kali sering kotor. Kita menganalisis untuk tempat buka stand antara HMI MPO dengan PMII tadi agak berbeda karna tempat strategis dan tidak ada kendala mengenai eksternalnya, untuk kendala hanya ada di internalnya saja dan itu tidak perlu di jabarkan. Untuk waktu buka stand mereka berinisiatif dengan cara mengumpulkan KRS teman2 lalu kemudian di kasih jadwal untuk bergantian.

Statement selanjutnya mengenai oprek datang dari saudara Rizal Fathurahman yang kuliah di jurusan Ilmu Alqur’an dan Tafsir Hadis dan juga kader HMI DIPO, dia mengatakan bahwa ketika melakukan perekrutan pasti memiliki sisi positif maupun negatif. Salah satu sisi positifnya adalah dengan adanya oprek ini adalah suatu upaya untuk mencari kader kader yang berkualitas yang nantinya akan menjaga dan melestarikan kaderisasi dari masing-masing organ. Adapun  negatifnya antara lain terdapat persaingan antara masing-masing organisasi dan ditakutkan terjadi persaingan yang tidak sehat. Dan untuk masalah tempat tidak terdapat kendala karena dekan sendiri merespon dan menanggapi dengan baik terkait open rekrutmen yang dilakukan oleh HMI komfak ushuluddin dengan cara memberi kebebasan untuk membuka stand dimana saja. 

0 komentar:

Posting Komentar