Ketika kita
menginjakkan kaki di dunia perkuliahan pasti kita tidak bisa lepas dari yang
namanya dunia organisasi karna bagi sebagian mahasiswa menganggap bahwa
organsasi merupakan salah satu bagian yang vital di mana sekelompok orang
berproses dalam pencarian jati diri. Agak kaku sekali ketika mahasiswa merasa
takut untuk mengikuti organisasi hanya karna mindset bodoh yang berkembang
selama ini seperti alasan klasik akan mengganggu akademisinya padahal ketika
kita telaah lebih mendalam mengenai realitas yang ada bahwa survey menunjukkan
pengalaman banyak lebih banyak di dapat di luar ketimbang di dalam kuliah karna
mahasiswa bukan anak TK yang selalu di suapi oleh materi dosen. Mahasiswa
adalah mereka yang berani berdiri dengan pendapat mereka sendiri, tidak takut
salah dan mampu menjadi diri sendiri di manapun. Mahasiswa sebagai calon generasi
bangsa di tuntut untuk bersifat kritis terhadap masalah sosial maupun masalah
kemasyarakatan, maka dari itu mahasiswa jika hanya berkutat pada dunia kampus
saja tanpa mengenal dunia luar (organisasi) ibarat berusaha tanp berdo’a.
Di
setiap bangku perkuliahan pastinya memiliki organisasi ekstra kampus baik itu
HMI,IMM,KAMMI dsb, begitu juga dengan UIN Sunan Kalijaga yang terkenal dengan
kampus perlawanan karena mahasiswanya yang gak hanya aktif di akademik nya saja
tetapi juga ditempa dan dikader di berbagai organisasi baik itu intra maupun
ekstra. Tidak hanya dikenal sebagai kampus perlawanan, UIN Sunan Kalijaga juga
dikenal sebagai kampus demokratis karena setiap organisasi diberi kebebasan
seluas-luasnya dalam merekrut anggota baru demi eksistensi organisasi tersebut.
Ketika perbincangan tertuju mengenai mahasiswa baru dengan open recruitmen
organisasi maka terdapat sebuah dinamika dari masing masing organisasi
menyangkut open recruitment sendiri seperti yang di katakan oleh salah satu
mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Fakultas Sains dan Teknologi “Irfan Fahruddin” selaku
ketua panitia kegiatan organisasi salah satu kampus (PMII) menuturkan bahwa
pandangannya mengenai pembukaan recruitment merupakan salah satu cara untuk
membuka bakat para mahasiswa baru sehingga mampu tersalurkan, namun mereka juga
membahas mengenai kendala eksternal bahwa salah satu pihak ada yang di rugikan
karna ketika mereka membuka open recruitment mereka di suruh pindah oleh satpam
karna mengganggu lalu lintas, padahal pada kenyataannya tidak mengganggu lalu
lintas UIN, di sini pihak mereka sangat merasa terjadi diskriminasi sekali dan
kesalahpahaman sehingga memunculkan di benak mereka pertanyaan apakah ketika
stand di pindah seperti itu fakultas mendukung atau tidak! Kendatipun demikian,
ada kendala lain dalam pembukaan stand tersebut di internalnya juga seperti
jadwal jaga stand yang tidak semua sama, siasat yang di tawarkan adalah tidak
membuka stand di waktu antara sholat dzuhur dan ashar.
Adapun pandangan lain mengenai open
recruitment juga di katakan oleh salah satu Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga dalam
organ ekstra (HMI MPO) “Ahmad Hasanuddin” Mahasiswa jurusan Aqidah Filsafat
menuturkan bahwa ada positive dan negative. Hal positive nya adanya stand tdk
mengganggu mahasiswa karna di dalamnya terdapat sebuah proses, UIN merupakan
salah satu kampus demokratis sehingga organisasi bebas mengibarkan benderanya ,
adanya monopoli pada organisasi maka adanya open recruitment memberi ruang
gerak yang transparan dan tidak terkesan di tutup tutupi. Adapun hal negative
nya adalah, adanya persaingan di dalamnya dan barang tidak mungkin setiap
organisasi memiliki strategi yang acap kali sering kotor. Kita menganalisis
untuk tempat buka stand antara HMI MPO dengan PMII tadi agak berbeda karna tempat
strategis dan tidak ada kendala mengenai eksternalnya, untuk kendala hanya ada
di internalnya saja dan itu tidak perlu di jabarkan. Untuk waktu buka stand
mereka berinisiatif dengan cara mengumpulkan KRS teman2 lalu kemudian di kasih
jadwal untuk bergantian.
Statement selanjutnya mengenai oprek datang dari saudara Rizal
Fathurahman yang kuliah di jurusan Ilmu Alqur’an dan Tafsir Hadis dan juga
kader HMI DIPO, dia mengatakan bahwa ketika melakukan perekrutan pasti memiliki
sisi positif maupun negatif. Salah satu sisi positifnya adalah dengan adanya
oprek ini adalah suatu upaya untuk mencari kader kader yang berkualitas yang
nantinya akan menjaga dan melestarikan kaderisasi dari masing-masing organ. Adapun
negatifnya antara lain terdapat
persaingan antara masing-masing organisasi dan ditakutkan terjadi persaingan
yang tidak sehat. Dan untuk masalah tempat tidak terdapat kendala karena dekan
sendiri merespon dan menanggapi dengan baik terkait open rekrutmen yang
dilakukan oleh HMI komfak ushuluddin dengan cara memberi kebebasan untuk
membuka stand dimana saja.
0 komentar:
Posting Komentar