Minggu, 28 Februari 2016



Dentingan waktu beradu dengan langkah kaki
Menciptakan melodi yang sulit diterka
Raga yang dulu telah meninggalkan bingar
Kini kembali berpijar seoalah hidup
Mengisi rongga kosong dalam sel kehidupan
Bangunn...
Teriakan itu bagai dentuman bom yang menembus sukma
Bangkit....
Seketika kaki konstan berpijak
Lalu sadar mengaliri darah, bak disetrum dengan listrik bermuatan tinggi
Lihat itu, fajar telah menampakkan wujudnya
Bergegaslah memuju dunia yang baru
Dunia dengan segala cipta nan imaji
Bicaralah..
Katakan apa yang selama ini menjadi diammu
Jangan biarkan ia membusuk tanpa makna
Jangan biarkan waktu merenggutnya
Hey anak manusia...
Tanah dan segala organisme yang terpendam telah menammpakkan diri
Hanya demi melihat kau bicara
Jangan takut pada musang yang akan menerkammu
Sesungguhnya kau lebih kuat dari dia
Kaulah yang mampu menyibak tabir yang tak mampu tersibak
Karna kau adalah perubahan itu
Jangan sembunyi kauu..
Jangan menjadi pecundang yang sembunyi dalam diammu
Muntahkan apa yang jadi kesalmu
Karna Diam itu Busuk

Karya: Annisa Damayanti, PGMI semester 3
Hidup itu memang seperti roda, kadang kita ada diatas, kadang-kadang dibawah. Kadang-kadang berada di paling bawah. Semua tau teorinya, tapi tak semua mampu menjalaninya. Semua tau akan ada dibawah, tapi tak semua orang siap berada dibawah. Semua tau kenyamanan pasti berakhir, tapi tetap saja bagi yang menjalani, dingin, bahkan tak merasakan apa-apa.
Kadang kita merasa punya segala-galanya, kadang kita merasa bisa semuanya, tapi itu sebatas perasaan. Tiba-tiba saja, semuanya diambil dari kita. Semuanya cepat sekali berubah, dan kita hanya bisa terperangah dan terkejut melihat semuanya, semuanya terjadi begitu cepat.
Seringkali kita merasa punya kawan-kawan terbaik, tim yang terhebat, orang-orang yang bisa diandalkan dan dipercaya, kesempatan yang tak pernah habis, peluang yang terus berdatangan. Tapi semua itu memang sebatas perasaan. Sekejap, ternyata kita memang hanya sendiri, tanpa siapapun yang bisa diandalkan dan dipercaya. Kita terkaget-kaget betapa sedikit kawan sesungguhnya, kita tak pernah sadar betapa lemahnya diri kita kecuali pada saat itu.


Ketika kita menginjakkan kaki di dunia perkuliahan pasti kita tidak bisa lepas dari yang namanya dunia organisasi karna bagi sebagian mahasiswa menganggap bahwa organsasi merupakan salah satu bagian yang vital di mana sekelompok orang berproses dalam pencarian jati diri. Agak kaku sekali ketika mahasiswa merasa takut untuk mengikuti organisasi hanya karna mindset bodoh yang berkembang selama ini seperti alasan klasik akan mengganggu akademisinya padahal ketika kita telaah lebih mendalam mengenai realitas yang ada bahwa survey menunjukkan pengalaman banyak lebih banyak di dapat di luar ketimbang di dalam kuliah karna mahasiswa bukan anak TK yang selalu di suapi oleh materi dosen. Mahasiswa adalah mereka yang berani berdiri dengan pendapat mereka sendiri, tidak takut salah dan mampu menjadi diri sendiri di manapun. Mahasiswa sebagai calon generasi bangsa di tuntut untuk bersifat kritis terhadap masalah sosial maupun masalah kemasyarakatan, maka dari itu mahasiswa jika hanya berkutat pada dunia kampus saja tanpa mengenal dunia luar (organisasi) ibarat berusaha tanp berdo’a.
            Di setiap bangku perkuliahan pastinya memiliki organisasi ekstra kampus baik itu HMI,IMM,KAMMI dsb, begitu juga dengan UIN Sunan Kalijaga yang terkenal dengan kampus perlawanan karena mahasiswanya yang gak hanya aktif di akademik nya saja tetapi juga ditempa dan dikader di berbagai organisasi baik itu intra maupun ekstra. Tidak hanya dikenal sebagai kampus perlawanan, UIN Sunan Kalijaga juga dikenal sebagai kampus demokratis karena setiap organisasi diberi kebebasan seluas-luasnya dalam merekrut anggota baru demi eksistensi organisasi tersebut. Ketika perbincangan tertuju mengenai mahasiswa baru dengan open recruitmen organisasi maka terdapat sebuah dinamika dari masing masing organisasi menyangkut open recruitment sendiri seperti yang di katakan oleh salah satu mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Fakultas Sains dan Teknologi “Irfan Fahruddin” selaku ketua panitia kegiatan organisasi salah satu kampus (PMII) menuturkan bahwa pandangannya mengenai pembukaan recruitment merupakan salah satu cara untuk membuka bakat para mahasiswa baru sehingga mampu tersalurkan, namun mereka juga membahas mengenai kendala eksternal bahwa salah satu pihak ada yang di rugikan karna ketika mereka membuka open recruitment mereka di suruh pindah oleh satpam karna mengganggu lalu lintas, padahal pada kenyataannya tidak mengganggu lalu lintas UIN, di sini pihak mereka sangat merasa terjadi diskriminasi sekali dan kesalahpahaman sehingga memunculkan di benak mereka pertanyaan apakah ketika stand di pindah seperti itu fakultas mendukung atau tidak! Kendatipun demikian, ada kendala lain dalam pembukaan stand tersebut di internalnya juga seperti jadwal jaga stand yang tidak semua sama, siasat yang di tawarkan adalah tidak membuka stand di waktu antara sholat dzuhur dan ashar.
            Adapun pandangan lain mengenai open recruitment juga di katakan oleh salah satu Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga dalam organ ekstra (HMI MPO) “Ahmad Hasanuddin” Mahasiswa jurusan Aqidah Filsafat menuturkan bahwa ada positive dan negative. Hal positive nya adanya stand tdk mengganggu mahasiswa karna di dalamnya terdapat sebuah proses, UIN merupakan salah satu kampus demokratis sehingga organisasi bebas mengibarkan benderanya , adanya monopoli pada organisasi maka adanya open recruitment memberi ruang gerak yang transparan dan tidak terkesan di tutup tutupi. Adapun hal negative nya adalah, adanya persaingan di dalamnya dan barang tidak mungkin setiap organisasi memiliki strategi yang acap kali sering kotor. Kita menganalisis untuk tempat buka stand antara HMI MPO dengan PMII tadi agak berbeda karna tempat strategis dan tidak ada kendala mengenai eksternalnya, untuk kendala hanya ada di internalnya saja dan itu tidak perlu di jabarkan. Untuk waktu buka stand mereka berinisiatif dengan cara mengumpulkan KRS teman2 lalu kemudian di kasih jadwal untuk bergantian.

Statement selanjutnya mengenai oprek datang dari saudara Rizal Fathurahman yang kuliah di jurusan Ilmu Alqur’an dan Tafsir Hadis dan juga kader HMI DIPO, dia mengatakan bahwa ketika melakukan perekrutan pasti memiliki sisi positif maupun negatif. Salah satu sisi positifnya adalah dengan adanya oprek ini adalah suatu upaya untuk mencari kader kader yang berkualitas yang nantinya akan menjaga dan melestarikan kaderisasi dari masing-masing organ. Adapun  negatifnya antara lain terdapat persaingan antara masing-masing organisasi dan ditakutkan terjadi persaingan yang tidak sehat. Dan untuk masalah tempat tidak terdapat kendala karena dekan sendiri merespon dan menanggapi dengan baik terkait open rekrutmen yang dilakukan oleh HMI komfak ushuluddin dengan cara memberi kebebasan untuk membuka stand dimana saja. 
Tim adhock yang telah dibentuk seminggu sebelum Ujian Akhir Semester genap 2014/2015 merupakan tim yang ditunjuk guna menggantikan kekosongan pemerintahan DEMA dan SEMA lingkup Universitas karna masa jabatannya sudah habis. Tim adhock berjumlah 19 orang yang terdiri dari 8 mahasiswa dan 11 dosen dengan fungsi pokoknya sebagai tim yang membentuk panitia pemilwa. Namun, dalam perjalanannya tugas tim adhock ditambah sebagai tim yang turut membentuk panitia Orientasi Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan (OPAK) bagi mahasiswa baru UIN sunan kalijaga. Hal ini disebabkan kondisi saat itu bertepatan dengan rangkaian kegiatan pengenalan akademik kampus mahasiswa baru.
Awalnya Pemilwa direncanakan minggu kedua setelah di bentuk tim adhock pada tanggal 8 september 2015. Namun, rencana itu tidak berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Ridwan sebagai salah satu anggota tim adhock mengungkapkan,”Pelaksanaan pemilwa di tunda karna dari tim adhock sendiri tidak mendapat kejelasan dari atasan (red; Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan) terkait dengan masalah info atau lebih jelasnya tidak di beri surat untuk kalanjutan info sehingga berhenti begitu saja”.
Dalam dinamikanya, ada wacana bahwa sistem pemilwa ke depan berbeda dengan sistem Pemilwa sebelumnya. Ridwan menuturkan,“Sistem pemilwa ke depan kemungkinan tidak memakai partai tetapi di ambil dari Himpunan mahasiswa jurusan (HMJ) / Badan eksekutif mahasiswa (BEM) kemudian meminta surat rekomendasi dari prodi untuk HMJ/BEM sebelum menjadi kandidat. Sedangkan menurut aziz salah satu tim adhock yang lain mengungkapkan, ”Sistem pemilwa berbeda dengan tahun sebelumnya karena untuk ke depan memakai sistem parlementer yaitu di bentuk senat lalu dilantik kemudian pemilihan PRESMA dan kandidat Pemilwa di ambil dari partai”.
Komentar kedua tim adhock tersebut menunjukkan perbedaan pendapat mengenai konsep pelaksanaan Pemilwa. Ridwan menuturkan, “Kendala yang dirasakan karena  tim adhock terjebak pada masalah OPAK, jadi konsep Pemilwa tidak terlaksana secara matang”. Di sisi lain, aziz juga mempertanyakan  mengenai ketidaktransparan dalam pemilihan adhock  karena banyak dari perwakilan partai seperti GMNI, KMPD dan organisai kecil lain yang tidak dimasukkan.
Terlepas dari itu semua, mahasiswa semakin galau mengenai waktu dan bagaimana pelaksanaan Pemilwa mendatang. Mahasiswa menunggu kejelasan waktu dan pelaksanaan Perihal Pemilwa yang akan dilaksanakan.