Jumat, 28 Oktober 2016







Tidak Sekedar Ingin, Tapi Mimpin
“Kanda Muhammad Akhir”

Tidak semudah yang kita bayangkan untuk ikut perkaderan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ke jenjang berikutnya setelah lulus Latihan Kader I (LK I), seperti halnya Latihan Kader II (LK II). Karena mengikuti Latihan Kader II (LK II) harus mengikuti penyeleksian baik berupa makalah, jurnal dan essay. Hal  itu yang membuat salah satu  kader yang bernama Muhammad Akhir tetap bersemangat untuk meneruskan ke jenjang selanjutnya yaitu Latihan Kader II (LK II) walaupun harus menghadapi tantangan berupa bentuk penyeleksian data. Sosok Akhir merupakan salah satu kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Tarbiyah dan Keguruan yang asal kelahiran Bima, Nusa Tenggara Berat. Dia juga merupakan mahasiswa aktif dari Akademi Perindustrian (Akprind) semester lima, dan mengambil jurusan Teknik Informatika (TI). Walaupun dia berasal dari Akprind, sosok Akhir tetap mau belajar ke kampus lain, dan juga ke mahasiswa yang berbeda kampus untuk berproses dalam berorganisasi. Karena berorganisasi merupakan perkumpulan dari berbagai orang untuk mencapai tujuan bersama. 
Usaha dan kesabaran merupakan pegangan dasar yang selalu dipakai oleh sosok Akhir. Walaupun dalam proses menuju Latihan Kader II (LK II) untuk HMI cabang Garut sempat gagal dan belum berhasil lolos penyeleksian berkas. Namun, tidak lah menjadi suatu hal yang fatal. Sosok Akhir tetap berusaha dan mencoba lagi, sehingga pada akhirnya pengiriman berkas kedua, dia berhasil lolos penyeleksian berkas Latihan Kader II (LK II) cabang Jember. Oleh kerenanya “Tidak ada usaha yang maksimal untuk menghianati hasil yang maksimal” selahi kita mau yakin, usaha, maka kita akan sampai kepadsa tujuan. Demikianlah nilai-nilai yang selalu ditanamkan oleh HMI kepada para kadernya.


Ungkapan dari sosok Akhir setelah mengikuti Latihan Kader II (LK II). “Banyak hal yang saya dapatkan dalam pelaksanakan Latihan Kader II (LK II) di cabang Jember kemarin. Disisi lain mendapatkan teman baru, saya juga mendapatkan pengalaman yang cukup luar biasa, yaitu saya mampu bersaing dengan bintang-bintang yang mewakili cabangnya masing-masing. Dan saya tahu bahwa mereka adalah kader terbaik yang mereka miliki. Maka itu saya harus mampu bersaing diantara bintang-bintang yang menjadi perwakilan cabang-cabang dari mereka semua.” Walaupun sosok Akhir adalah pengurus dari sebuah Lembaga Pers Mahasiswa Islam bagian layouter, sedangkan peserta-peserta yang lain merupakan pengurus-pengurus komisariat ataupun pengurus cabang. Dimulai dari screening, dia mampu mendapatkan nilai tertinggi hingga sosok Akhir tetap berusaha dan mampu bersaing dan berdiskusi dan aktif didalam forum. Sehingga itu lah yang menghantarkan sosok Muhammad Akhir menjadi peserta terbaik Latihan Kader II (LK II)  yang dilaksanakan pada tanggal 16 – 23 Oktober 2016 di HMI cabang Jember.
Oleh karenanya bagi para kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) pada umumnya, dan juga pada khususnya anggota HMI Komisariat Tarbiyah dan Keguruan. Menjadi seorang kader tidak cukup dengan kita berhenti dalam berproses, tetapi selagi ada waktu dan kesempatan. Mari bersungguh-sungguh dalam berproses. Sehingga kita banyak mendapatkan pengalaman, pelajaran, dan penghargaan setelah kita berproses. Latihan Kader II (LK II) adalah jenjang perkaderan tingkat nasional, dan itu dihadiri oleh banyak orang seluruh Indonesia. Dan para orang-orang besar juga hadir untuk mengisi forum didalamnya. Oleh karenanya jangan pernah berhenti, dan seharusnya atau se-yogyanya kita harus ke jenjang yang lebih tinggi seperti Latihan Kader II (LK II) agar supaya kita benar-benar banyak mendapatkan pelajaran dari berorganisasi. Yuk LK II !!!! Yakusa !!!
Oleh: Amirul Majid

Kamis, 27 Oktober 2016



Seminar Nasional & Maperca Akbar Bersama Akbar Tanjung
“Dalam Perspektif Pendidikan”


Kegiatan besar yang dilakukan oleh para kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di UIN Sunan Kalijaga memberikan keperihatinan terhadap semangat para mahasiswa secara publik baik untuk mahasiswa yang sudah aktif di organisasi atau belum mengikuti organisasi. Kegiatan ini diadakan oleh Kordinator Komisariat Himpunan Mahasiswa Islam (Korkom HMI) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang bertepatan pada hari Selasa bertepatan pada tanggal 25 Oktober 2016. Kegiatan yang dilakukan oleh para kader HMI tersebut sangat menarik mahasiswa, karena dalam acara tersebut, panitia pelaksana dari Korkom HMI Sunan Kalijaga yang diketuai oleh Yunda Khoirun Nisa mampu mendatangkan alumni HMI yang sudah sukses dan menjadi tokoh nasional banyak dikenal orang, yaitu Akbar Tanjung.  Sehingga acara tersebut dihadiri oleh kurang lebih tiga ratus lima puluh mahasiswa yang berada didalam forum. Diantaranya kader HMI sendiri dan mahasiswa secara umum.
Menjadi mahahasiswa yang luar biasa tidak hanya tekun dalam akademik saja, akan tetapi juga harus dibarengi oleh aktif berorganisasi. Kita bisa mengambil contoh dari sosok Akbar Tanjung. Dia berhasil menjadi orang besar di Negara Indonesia karena dulunya dia aktif di berbagai organisasi, diantaranya Pelajar Islam Indonesia (PII), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), dan masih banyak keaktifan didalam organisasi lainnya. Beliau juga pernah menjadi ketua umum HMI cabang Jakarta tahun 1969-1970, Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) tahun 1970-1974. Karena banyak pengalaman aktif di berbagai organisasi, walaupun sosok Akbar Tanjung lulusan Sarjana Teknik, beliau berhasil sampai kepada kursi pemerintahan sehingga beliau pernah menjabat ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) ke – 13 pada  tahun 1999-2004. Dan seperti yang diungkapkan oleh Bang Akbar Tanjung “Sukses dalam studi, dan juga sukses dalam berorganisasi. Karena bagaiamana kita bisa mengisi dan mengambil bagian didalam masyarakat didalam Indonesia dan bisa berperan aktif didalam masyarakat.”

Dalam acara tersebut juga dihadiri oleh para pimpinan UIN Sunan Kalijaga sekaligus mantan aktivis, diantaranya: H. Muhammad Arwani Thomafi sekarang menjadi ketua Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Dewan Perwakilan Rakyat (alumni HMI), Almakin, Ph.D. sekarang menjabat ketua Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (LPPM) UIN Sunan Kalijaga (alumni HMI), Dr. Waryono Abdul Ghofur sekarang menjabat di Wakil Rektor III UIN Sunan Kalijaga (alumni PMII), Dr. Inayah Rahmaniyah sekarang menjabat di Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Bisnis dan Islam UIN Sunan Kalijaga (alumni HMI), dan Dr. Sri Wahyuni menjadi Wakil Dekan III Fakultas Syari’ah dan Ilmu Hukum UIN Sunan Kalijaga (alumni HMI). Dari berbagai data tersebut bahwasannya pentingnnya berorganisasi dan mempengaruhi softskill yang kita miliki untuk pengabdian masyarakat kedepannya. Seperti yang diungkapkan oleh Yunda Sri Wahyuni, “kita dapat melihat para pimpinan yang mantan aktivis atau tidak. Sehingga dengan berorganisasi merupakan seni kita mengatur bagaimana kita bisa mengahadapi permasalahan dengan baik contoh kecil ketika menghadapi mahasiswa”. Maka dari itu kita harus bisa membagi waktu dengan baik antara akademik kamus dan organisasi. Karena dengan itu lah membuat kita kedepan menjadi pribadi yang intelektual. Sehingga berguna bagia agama, bangsa, dan negara.
Pendidikan itu bisa kita dapatkan dibangku kelas atau diluar kelas. Pada dasarnya pendidikan itu ada 3 yaitu, pendidikan formal, pendidikan informal, dan pendidikan nonformal. Pendidian formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah pada umumnya, seperti SD, SMP, SMA, dan PTN. Pendidikan informal merupakan jalur pendidikan keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri yang dilakukan secara sadar dan bertanggung jawab, seperti pendidikan keluarga, homeschooling.sedangkan pendidikan nonformal merupakan jalur pendidikan diluar pendidikan formal yang dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang, seperti TPA, Kursus Musik, dan juga Organisasi.
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) merupakan organisasi mahasiswa islam yang tertua yang mempunya tujuan dalam mempersatukan umat islam dan menyatukan masyarakat indonesia (NKRI). Sehingga dalam proses perkaderan menerapkan penanaman nilai keislaman dan kebangsaan, dan juga dalam mencapai tujuan “Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi, yang bernafaskan islam dan terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhai Allah Swt.” Sebagai seorang kader HMI pada khususnya dan umat islam yang ada di indonesia pada umumnya, bagaimana kita bisa belajar, dan berproses di aktifitas setiap harinya, seperti diskusi, perkaderan, bakti sosial, dan pengabdian ke masyarakat seperti aksi. Merupakan sebuah proses pembelajaran dan pembentukan karakter. Sehingga apabila terwujudnya tujuan itu, maka berkurangnya atau bisa jadi sudah tidak lagi perpecahan antar umat, bangsa sendiri, dan bernegara.
Notulis Redaksi (Reni Mathofani)
Penulis (Amirul Majid)

Kamis, 20 Oktober 2016


PEMBUKAAN LATIHAN KADER I
(HMI KOMISARIAT TARBIYAH DAN KEGURUAN)


Latihan kader I (LK I) merupakan sebuah kegiatan wajib yang dilakukan oleh setiap pengurus komisariat Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Tepat pada tanggal 19 oktober 2016, Rabu kemarin Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas Tarbiyah dan Keguruan sedang melakukan pembukaan Latihan Kader I (LK I) yang bertempat di Pakem, Kaliurang, Sleman, Yogyakarta.

Kegiatan ini diketuai oleh Kanda Muhammad Iqbal Fauzi, dan juga didampingi oleh para Steering Comite (SC), Kanda Ageng, Kanda Ari, Kanda Qodri, Yunda Umami, dan Yunda Ulfi. Harapan dari mereka semua acara ini bias berjalan dengan baik dari awal hingga acara selesai. Dan dapat mencetak kader sesuai tema kegiatan “Terbinanya Kader yang Berkepribadian Muslim dengan Kecerdasan Intelektual yang Sadar Akan Tanggungjawabnya sebagai kader Umat dan Bangsa”.

Sering kita dengar dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), bahwasannya “HMI itu berteman lebih dari pada saudara”. itu bener sekali. Hal itu dapat dilihat dari salah satu kegiatan HMI itu sendiri yang kebetulan dilakukan oleh HMI Komisariat Fakultas Tarbiyah dan Keguruan dihadiri oleh banyak komisariat lainnya diantaranya, komisarat (Ushuluddin, Febi, Saintek, Syari’ah, Fishum, Dakwah, dan Adab) , dan juga banyak dihadiri oleh HMI lainnya dibawah naungan HMI Cabang Yogyakarta. Yang menjadi hal yang paling menarik, setiap kegiatan yang dilakukan oleh setiap komisariat, sering dihadiri oleh banyak komisariat lainnya dan dilakukan secara bergilir. Semua itu dilakukan bukan hanya untuk membuang-buang waktu atau berrmai, ketemu dan bercanda. Tetapi di Himpunan (HMI) diajarkan nilai atau etika supaya bisa tetap bersatu dan menjalin persaudaraan dengan baik.
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Tarbiyah dan Keguruan pada malam kemarin  bisa dikatakan istimewa, dengan alasan Komisariat Tarbiyah dan Keguruan dapat melaksanakan acara Latihan Kader I (LK I) di Homestay Tropical Resort. Dengan posisi tempat tamu sendiri yang bertempat ditaman disertai dengan lampu kuning yang indah jika dilihat di malam hari. Dan juga untuk konsumsi, Alhamdulillah bisa menjamu para tamu dengan baik. Semoga hal itu berkesan di kehadiran para tamu undangan untuk Komisariat Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.
Dalam kegiatan ini juga dihadiri oleh Pimpinan Kordinator Komisariat (Korkom) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dan juga dihadiri oleh Pimpinn Cabang Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Seperti apa yang telah diucapkan oleh pimpinan HMI Cabang Yogyakarta “mahasiswa itu harus bersikap kritis, jangan pernah menunggu materi dari seorang dosen. Tetapi harus bisa aktif, untuk menjadi mahasiswa yang lebih aktif, maka harus sering membaca buku”. Mari Berhimpun !!! Salam Himpunan, Yakusa . . .



Penulis (Amirul Majid)

Kamis, 13 Oktober 2016

Belajar Sambil Bermain

Kalau dibilang sibuk ya sibuk, dan sebaliknya kalau dibilang santai ya santai. KOHATI komisariat Tarbiyah dan Ilmu Keguruan ini merupakan lembaga khusus yang dibawah naungan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Sabtu kemarin tepatnya pada tanggal 09 oktober 2016, ditengah kesibukan pengurus komisariat dalam mempersiapkan acara Latihan Kader 1 (LK I)  yang dibantu oleh para panita dalam menyukseskan acara tersebut. Kumpulan HmI-wati mebuat agenda yang sangat unik dan menarik. Mereka di tengah waktu luangnya dapat mempergunakan waktunya untuk berhibur sambil belajar, yaitu belajar merajut.
Kegiatan ini walaupun diadakan oleh Hmi-wati atau agenda dari KOHATI itu sendiri, tetapi terbuka untuk HmI-wan yang berminat. Saat itu dihadiri oleh ketua umum Hmi Komisariat Tarbiyah, beserta pengurus yang putra. Dan juga dihadiri oleh Pimpinan Umum Lembaga Pers Mahasiswa Islam (PU LAPMI EDUKASI) beserta pengurus putra lainnya. Berkreasi dalam seni memang tidak bisa disandarkan dengan yang bersifat normatif. Karena pada kebiasaan yang sering dilakukan merajut adalah kegiatan putri, lalu apakah merajut merupakan kegiatan putri. Jadi hal iu boleh saja, selama didalam kebaikan. Dan jangan salah,  bisa jadi laki-laki lebih mahir dalam hal merajut daripada perempuan.

Merajut merupakan suatu hal yang tidak mudah begitu saja, namun mebutuhkan kesabaran dan ketelitian yang luar biasa dalam melaksanakannya. Setiap memasukkan jarum ke satu lubang ke lubang lainnya, dan mengambil benangnya kembali itu bagi yang belum tebiasa akan terasa sulit. Jadi merajut dalam waktu 2 jam saat itu hanya dapat 2 garis atau 3 garis. Tapi tidak patahlah semangat, teman-teman tetap semangat dan senang untuk belajar. Meang benar seperti yang dikatakan oleh Yunda Khadijah selaku pembimbing kita dalam merajut ini, “kalau ingin merajut lebih mudah maka cintailah, dan jadikanlah itu sebuah hobi dan sesuatu yang menyenangkan. Kalau mulai jenuh dan capek, maka bayangkanlah hasil daripada rajutan itu sendiri. Maka akan memotivasimu untuk terus melanjutkan untuk merajut.” Memang luar biasa yunda yang satu ini, karena beliau menang sudah mahir dalam hal merajut, bahkan beliau juga sudah banyak menerima pesanan dari orang lain. Dan apa yang dikataan memang benar dan dapat menjadikan motivasi buat kita yang pemula, agar kita termotivasi dan tidak jenuh ketika sedang merajut.
Kegiatan ini sudah berjalan 2 kali pertemuan yang bertempat di Rumah Yunda Khadijah, beliau juga merupakan kader HmI yang berasal dari Aceh. Beliau juga memutskan merantau di kota Yogyakarta bersama adiknya dengan tujuan untuk memperbanyak pengalaman, dan sambil berusaha pembuatan pengrajian dari bahan rajutan, seperti tas, tempat HP, tempat laptop, bunga rajut dan lain sebagainya. Oleh karenanya KOHATI komisariat Tarbiyah dan Ilmu Keguruan ingin belajar darinya. Ayooo Merajut !!! 

Penulis (Amirul Majid)